Friday, May 3, 2013

Disney oh..Disney..

Semenjak anak anak saya doyan nonton film (di TV or video) saya mau ga mau jadi mesti ikutan nonton. Kepo? harus..jadi emak2 mesti kepo terhadap segala hal yang dilihat, didengar dan dilakukan anaknya:) Mumpung anak2 masih kecil2 (5 dan 4 tahun), masih nurut, waskat (pengawasan melekat) mesti dijalankan. Bicara film anak-anak tidak bisa lepas dari Disney. Disney memang yang paling produktif memproduksi film anak2 dibanding yang lain (seperti Dreamworks atau Universal). Anak perempuan saya yang berumur 5 tahun paling suka film bertema Princess, hampir semua film Princess sudah ditonton, berulang2 pula!:) Saya, yang alhamdulillah pengangguran ini, selalu menemani dia nonton film2 princess itu karena kepo itu tadi..hehe..

Beberapa yang saya ingat: Rapunzel, Beauty and the Beast, Snow White, Cinderella, Sleeping Beauty, The Princess and the Frog, Aladdin. Sementara film yang non princess ada cukup banyak seperti Toys Story, Bug's Life, Lion King, Wreck it Ralph. Hal yang saya perhatikan dari film2 princess yang sebenarnya ditujukan untuk anak2 ini adalah adanya adegan ciuman. Yang cukup mencolok di film Rapunzel, adegan ciuman bibir dicloseup selama beberapa detik. Saya pun kelabakan menutupi TV..haha..kadang perhatian anak saya alihkan pas adegan itu. Hal lain adalah seringnya mereka (para tokoh princess) 'wish upon a star'. Untungnya anak saya belum ngerti bahasa Inggris..hehe.. Para tokoh sering 'meminta' kepada bintang, seperti di film Princess and the Frog. Well, mungkin saya khawatir berlebihan tapi kalau anak kita biarkan melahap tontonan2 ini seorang diri, tanpa didampingi, rasanya lumayan berbahaya. Bagaimanapun saat kita nonton film, panca indera, otak bahkan perasaan kita tertuju pada satu hal sehingga bisa terjadi proses 'cuci otak'. Jangankan anak kecil, orang dewasa pun bisa dicuci otak lewat tontonan.

Film Aladdin, yang sutradaranya kayaknya rancu antara India dan Arab, adalah salah satu yang saya paling tidak suka. Pakaian para tokoh perempuannya yang erotis, ada ciuman bibirnya, hingga kesan Arab (yang orang sering mengasosiasikan dengan Islam) yang salah kaprah.

Kalau diperhatikan pada film kartun Disney yang awal2, seperti Snow White, adegan ciumnya masih 'sopan'...haha..rupanya sayapun sudah ter'cuci otak'(menganggap ciuman ada yg sopan..wkwk..). Ciumnya di pipi dan ga di closeup. Di Beauty and the Beast sudah mulai berani dengan cium bibir yang diclose up. Di film2 Disney yang baru seperti 'Wreck it Ralph' ada 2x cium bibir yang cukup 'hot' (untuk ukuran anak2). Menurut saya orang tua tidak boleh menganggap hal ini biasa karena kita jadi cenderung membiarkan tanpa ada proses diskusi. Pada saat kita ikut nonton dengan anak dan ada hal-hal yang tidak pantas untuk mereka lihat maka pada saat itu juga kita mesti berkomentar. Jadi harus dilakukan 'right then and right there', saat itu juga di TKP. Komentar kita akan memecah konsentrasi mereka sehingga proses cuci otak terhenti sementara dan opini kita masuk ke dalam otaknya. Saat saya melihat gambar atau tokoh film dengan baju minimalis, maka saya akan bilang bajunya ga bagus, baju malu. Sehingga ketika dia melihat hal yang sama dia akan berkata dan berpikir begitu. Saat anak masih kecil adalah saat tepat membentuk pola pikirnya karena ketika ia makin besar dan dewasa akan banyak hal yang ia lihat dan dengar dari banyak sumber. Saat itulah kemampuan menyaring itu diperlukan.

Kembali ke film Disney, harus kita akui Disney sangat inovatif dan hebat dalam hal ide cerita. Gambar kartunnya berkembang dari 'kartun banget' menjadi 'ga kartun banget' (meminjam istilah anak saya), pesan moral yang bagus selalu ada di filmnya, jalinan cerita dan cara memecahkan masalah yang cerdas. Beberapa film Disney yang saya juga jadi ikutan suka a.l: Bolt, A Bug's Life, Toys Story 1-3 (semoga ada yang ke 4), Wreck- it Ralph..hm..apalagi ya? Pesan moral yang sering disisipkan adalah friendship, kesetiakawanan, kejujuran, keberanian, pantang menyerah, be yourself, berpikir cerdas untuk memecahkan masalah,dll.

So, disamping beberapa hal yang harus diwaspadai, ada banyak hal baik yang bisa diambil dari film anak2 Disney. Jadi kita sebagai ortu ga perlu parno, sampaikan hal hal positif dari tontonan anak dan diskusikan hal hal negatifnya. Sehingga pada akhirnya anak diharapkan bisa memilih dan memilah mana yang pantas dan tidak pantas, mana contoh baik dan tidak baik dengan sendirinya, karena kita ortunya tidak mungkin selalu mendampingi mereka. 

0 comments:

Post a Comment