Friday, November 8, 2013

Memasuki Era Tanpa Pembantu


Sementara orang sibuk membicarakan 'memasuki era digital', maka saya sebagai ibu rt lebih tertarik membahas topik sebagaimana judul di atas. Ya, orang Indonesia yang selama bertahun tahun dimanjakan hidup dengan pembantu yang mengabdi dengan setia..kini sedikit demi sedikit masa-masa 'indah' itu mulai berakhir.
Saya pribadi mulai merasakan hal itu.
Pertama: mencari pembantu yang mau menginap sudah mulai langka. Jika terpaksa, bisa menggunakan jasa penyalur tenaga kerja tapi uang administrasinya mahal dan menurut pengalaman teman dan sodara, hasilnya sami mawon: baru sebentar sudah keluar. Pembantu yang keluar masuk, berganti ganti dengan rentang waktu yang pendek tentu membuat cape dan membuang buang waktu, tenaga, pikiran dan uang kita.
Kedua: Yang sekarang banyak tersedia adalah pembantu 'pulang hari' yaitu yang bekerja dengan jam tertentu setelah itu pulang. Mungkin karena laris, mereka banyak yang bekerja rangkap dibeberapa tempat dalam sehari sehingga bekerja dengan terburu buru dan tidak bersih. Biasanya juga ga awet, keluar masuk juga.
Ketiga: Jika pun kita punya pembantu yang lumayan betah, kita harus banyak mengalah dan 'pengertian' karena pembantu jaman sekarang lebih sibuk bbm-an dan pacaran daripada bekerja. Kalau dapat yang jujur ya alhamdulillah banget karena itu juga makin langka.
Jika Anda mengalami masalah pembantu yang keluar masuk terus maka ketahuilah: you are not alone... banyak teman senasib..hehe.. So, daripada cape hati soal pembantu maka lebih baik cape badan tapi hepi. Ambil segi positifnya: Jika anda full time ibu di rumah, maka waktu anda lebih bermanfaat dengan mengerjakan urusan rumah tangga daripada nongkrong di depan TV nonton acara gosip. Badan pun lebih sehat karena banyak bergerak, dan yang penting juga: budget gaji pembantu bisa dialihkan untuk hal lain yang lebih bermanfaat.
Tapi bagaimana jika anda ibu bekerja? Wah..repot juga tuh. Lebih baik meminta tolong kerabat atau saudara untuk menjaga anak-anak. Atau anda bisa memanfaatkan jasa tempat penitipan anak. Sementara urusan memasak dan pekerjaan rumah lain bisa disiasati bersama pasangan anda.
Namun jika Anda memutuskan untuk hidup tanpa pembantu bukan berarti hidup anda akan merana..berdaster sepanjang hari dengan koyo di dahi...hihi..menyedihkan sekali.. Tidak seperti itu gambaran seorang ibu rumah tangga sejati. Tengoklah ibu ibu di negara maju yang mandiri mengurus anak dan rumah tangga, malah ada yang masih sempet home schooling anak-anaknya sendiri dan nge-blog. Ih, saya sih suka 'iri' sama mereka yang begitu pandai membagi waktu. Ada baiknya kita mulai mencontoh mereka dan meniru hal-hal yang bisa kita tiru untuk memudahkan hidup.
Okey..langsung saja saya ingin berbagi kiat menjadi ibu rt anti kusut walau tanpa pembantu:
1. bangun pagi. Pekerjaan tentu lebih cepat selesai jika dikerjakan saat anggota keluarga yang lain masih terlelap.
2. Jangan ngoyo. Jika belum sempat ngepel hari ini, bisa dikerjakan besok, jika setrikaan masih numpuk, bisa dicicil saat senggang. 
3. Menata. tatalah rumah anda sedemikian rupa hingga setiap benda mempunyai tempatnya. Dengan meletakkan benda-benda pada tempatnya, akan sangat memudahkan tugas kita. Untuk ini kita memerlukan storage atau tempat penyimpanan yang sesuai.
4. Rapikan dapur anda dengan membuat kitchen set dan lemari penyimpanan serta wadah wadah untuk menyimpan segala keperluan memasak. Manfaatkan juga teknologi untuk memudahkan kegiatan memasak, beberapa benda yang banyak di pasaran untuk memudahkan acara memasak kita: slow cooker, panci presto, alat penghalus bumbu, blender.
5. Manfaatkan teknologi. 'Investasi'kan dana yang seharusnya untuk gaji pembantu ini untuk membeli peralatan yang memudahkan pekerjaan kita, seperti: vacuum cleaner, mesin cuci otomatis front loading atau top loading, alat pel dengan pemeras.
6. Sediakan alat alat kebersihan standar namun kadang terlupakan, seperti: sikat lantai dengan gagang panjang (ga cape membungkuk buat bersihin lantai kamar mandi), serok air gagang panjang, sapu lidi bergagang (seperti tukang sapu jalan tapi posisi badan saat menyapu lebih bagus, tidak membungkuk).
7. 'Me time'. Luangkan waktu untuk melakukan kegiatan yang anda senangi. Pekerjaan rumah tidak akan ada habisnya kalo dituruti, yang penting adalah anak dan suami tidak sampai kelaparan..wkwk..
8. Libatkan anak anak (dan pasangan) untuk mulai membantu atau minimal tidak merepotkan anda.
9. Jika masih repot juga maka ambil jalan pintas: taro cucian di londri kiloan, beli masakan di warteg atau langganan catering, pake antar jemput untuk anak sekolah. Jika dananya tersedia, kenapa tidak?
Pada akhirnya kita akan terbiasa dengan keadaan tanpa pembantu dan belajar mengorganisir dan memanage diri, rumah dan tugas sehari hari. Lakukan semua dengan senang hati maka semua beban akan terasa ringan. Anggota keluarga yang lain, terutama anak anak juga akan belajar untuk mandiri dan tidak ada lagi teriakan,"Mbaaaak....ambilin minum!"

17 comments:

  1. Aduh... aku baru 7 hari tanpa pembantu rumah... masih amatur, masih belajar menyesuaikan diri

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ini bener seorang ayah?bukan seorang ibu? :D

      Delete
  2. Saya lagi belajar tanpa "mbak" nih hehe anak saya 3 msh kecil2 ...kebiasaan pake jasa asisten pas g ada agak kagok jg aplg pas pagi hari tp saya tetep smangattt tanpa asisten mlh bikin saya jd "pinter"hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener bunda! Saya juga awalnya stress!sampe rambut pada rontok..*halah,alesan..rontok ya rontok aja..hehe.. Tapi lama2 enjoy jg, malah privasi keluarga jd lebih terjaga. Salam kenal!

      Delete
  3. Alhamdulillah 6 bulan belajar mandiri tanpa ART. Saya ibu bekerja dengan 4 orang anak, 3 orang SD dan 1 masih bayi. Setiap hari antar jemput sekolah anak-anak sendiri. Si bungsu saya titipkan ke TPA. Cucian sudah beres dilondry (diantar jemput pula). Seneng soalnya bisa berkuasa penuh di rumah, bangga karena anak-anak juga makin punya tanggungjawab dan kepedulian bantuin mamanya. Sedihnya kalo anak lagi sakit karena suami saya kerja di luar pulau. Semoga semuanya lancar dengan doa dan pertolonganNya. Ayo ibu-ibu semangat.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wow..you're a super mom! Yang penting hubungan dengan tetangga baik, sehingga kalo perlu bantuan dalam kondisi darurat ada yang mau menolong dengan senang hati. Tetap semangat bunda!

      Delete
  4. haha...benar itu setuju dengan pendapat munaya.

    ReplyDelete
  5. Nice post buat ibu baru dan jauh dari keluarga :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasi sudah mampir...kalo ada kiat2 lain sesuai pengalaman mbak Eka boleh loh di share.. :)

      Delete
  6. Terimakasih atas infonya sangat bermanfaat dan memberikan semangat buat tidak pakai pembantu, yang kadang malah bikin semakin boros karena harus mengeluarkan uang lebih untuk pembantu yang tinggal dirumah.

    ReplyDelete
  7. Sekrg sdg bed rest krn br pth kaki trpaksa pk art 2 org. Apalg mau lahiran jg.to sy brtekad stlh sembuh total akn kmbl tdk pakai art, krn bikin cape hati.smg tekad sy diberi kemudahan dr Tuhan aamiinn.

    ReplyDelete
  8. Salam kenal mba Tiwi..
    Amiin... Semoga segera pulih kembali walaupun jangan terlalu memaksakan diri juga. Kesehatan diri harus tetap diutamakan... Saat ini mungkin lebih baik cape hati daripada cape kaki...hehe...

    ReplyDelete
  9. ehm, puji Tuhan sya sudah melakukannya selama 2-3tahun ini dan semua berjalan lancar..sempat ada ART dirumah 3bulanan tapi kemudian berhenti dengan sendirinya hahahhaha, memang belum berjodoh ..alhasil tetep harus melek agak panjang untuk urusan setrika dan pel pelan setelah anak tidur dan bangun sedikit lebih pagian untuk siapin sarapan anak2 dan bapaknya..makn hari makin tipis harapan menggunakan ART karena anak2 jd lbh mandiri dan sayapun tidak ketergantungan, tetep semangaaaaaaaaaattt ibu ibu Indonesia

    ReplyDelete
    Replies
    1. ternyata kita bisa hidup tanpa pembantu!haha..*lebay. Kerepotan akan makin berkurang seiring makin besarnya anak-anak kita. tetap semangat bu! :)

      Delete
  10. Udah 2 minggu pembantu sakit,dan akhirnya,berhenti,rencana mw cari lagi,tp pikir,pembantu yg cocok dihati susah nyarinya...
    Memantapkan diri utk coba belajar dulu gak pake pembantu,semoga bisa,apalagi punya baby

    ReplyDelete