'Sampah' on car free day:Say no to polution, say yes to litter??? --photo by the Jakarta Post |
Saat saya pergi ke tempat wisata di negeri ini, maka yang tampak adalah sampah dimana2. Miris sekali melihat tingkah laku para ortu yang seenaknya membuang sampah bekas makan siang atau kemasan cemilan sembarangan. Bukan hanya tempat wisata- yang mestinya indah dan bebas sampah- hampir semua tempat terbuka pasti bertebaran sampah plastik. Entah perlu berapa generasi lagi untuk menanamkan budaya 'membuang sampah pada tempatnya' ini di negeri kita jika yang tua tua justru menjadi contoh buruk bagi yang muda. Bahkan guru pun tidak menekankan pada anak didiknya tentang kebiasaan membuang sampah yang benar. Pernah suatu ketika, saya melihat rombongan piknik anak SD yang sedang makan siang di tempat terbuka bersama gurunya. Seolah menutup mata atau pura pura tidak tau atau sudah cape ngasi tau, para guru itu membiarkan muridnya meninggalkan sampah bekas makan siangnya di tempat mereka makan. OMG......speechless deh...
Di banyak negara, isunya sudah bukan membuang sampah pada tempatnya, karena kesadaran itu sudah demikian melekat. Mereka sudah pada tahap memilah milah sampah, jadi tidak sekedar membuang semuanya pada satu tempat. Sementara negara kita tertinggal begitu jauh, sekedar urusan sampah. Kalau menangani sampah saja tidak mampu, bagaimana mau mengurus para sampah masyarakat? Pantas saja para koruptor dan penjahat kelas kakap bisa melenggang bebas di negara ini..karena sudah hilang rasa jijik kita melihat sampah. Derajat sampah sudah naik, mereka bisa berada di taman taman yang hijau. Pagi hari dibersihkan, sesaat kemudian sudah bertebaran lagi tanpa ada yang menegur. Persis sama keadaannya dengan para koruptor dan penjahat narkoba atau penjahat kakap lainnya di negeri ini.
Saya percaya, kebersihan lahiriah itu sangat penting, karena menggambarkan kebersihan batin. Itulah sebabnya dalam Islam ada hadits: Kebersihan itu sebagian dari iman.
Mari sekali lagi kita tengok negara lain yang keadaannya bersih dari sampah, seperti Singapur, Korea Selatan, Jepang, Jerman.. Bisa dipastikan pemerintahan negara negara itu berjalan dengan birokrasi yang rapi (tidak ruwet bin njelimet), para aparat penegak hukum bekerja dengan baik dan dihormati, sistem pendidikan yang berkualitas sehingga menghasilkan generasi berkualitas, SDM handal dan profesional, sarana dan prasarana umum tertata dan terawat baik, kehidupan yang -relatif- aman dan nyaman. Adakah hal-hal tsb kita rasakan di negeri kita-Indonesia tercinta ini?
Adakah kurikulum pendidikan nasional kita menaruh perhatian pada pembudayaan kebiasaan2 baik seperti membuang sampah pada tempatnya dan budaya antri? Adakah hukum di negeri kita, baik tingkat daerah ataupun nasional yang menuliskan tentang sangsi terhadap pembuang sampah sembarangan? kalau UUnya sudah ada, bagaimana pelaksanaannya di lapangan? Tidak di kota tidak juga di desa, sampah plastik semakin merajalela. Sudah saatnya ada kemauan politik dari pemerintah pusat dan daerah untuk mengatasi masalah sampah di negeri kita ini hingga tuntas.
Sebenarnya ada banyak contoh bagus dari wilayah atau daerah di negara kita yang telah mampu mengolah sampah hingga sampah pun bisa menjadi berkah. Hal hal positif ini sebaiknya diangkat dan dijadikan contoh bagi daerah lain yang belum peduli sampah. Individu individu yang berkontribusi besar dalam mengedukasi lingkungannya juga perlu diangkat dan dijadikan duta anti sampah*jangan artis ye... Bahkan kalau para pejabat kita mau sedikit mikir, maka begitu banyak info yang bisa didapat dari duduk dibelakang meja dan browsing. Beberapa website yang berhubungan dengan pengolahan sampah, diantaranya: : http://pengolahsampahplastik.wordpress.com ; http://tpstbinalestari.blogspot.com ; http://clearwaste.blogspot.com/ bisa menjadi sumber informasi yang baik sekali.\
Begitu kompleks cara mengatasi sampah ini, namun yang utama adalah memulai dari manusianya, dan harus dimulai dari lingkungan rumah dan sekolah. Bila perlu terapkan sangsi bagi mereka yang membuang sampah sembarangan. Semoga ocehan saya ini dibaca para pembuat kebijakan, atau minimal ada yang baca..:)(ada yang baca aja udah seneng banget). So, say no to littering!
Di banyak negara, isunya sudah bukan membuang sampah pada tempatnya, karena kesadaran itu sudah demikian melekat. Mereka sudah pada tahap memilah milah sampah, jadi tidak sekedar membuang semuanya pada satu tempat. Sementara negara kita tertinggal begitu jauh, sekedar urusan sampah. Kalau menangani sampah saja tidak mampu, bagaimana mau mengurus para sampah masyarakat? Pantas saja para koruptor dan penjahat kelas kakap bisa melenggang bebas di negara ini..karena sudah hilang rasa jijik kita melihat sampah. Derajat sampah sudah naik, mereka bisa berada di taman taman yang hijau. Pagi hari dibersihkan, sesaat kemudian sudah bertebaran lagi tanpa ada yang menegur. Persis sama keadaannya dengan para koruptor dan penjahat narkoba atau penjahat kakap lainnya di negeri ini.
Saya percaya, kebersihan lahiriah itu sangat penting, karena menggambarkan kebersihan batin. Itulah sebabnya dalam Islam ada hadits: Kebersihan itu sebagian dari iman.
Mari sekali lagi kita tengok negara lain yang keadaannya bersih dari sampah, seperti Singapur, Korea Selatan, Jepang, Jerman.. Bisa dipastikan pemerintahan negara negara itu berjalan dengan birokrasi yang rapi (tidak ruwet bin njelimet), para aparat penegak hukum bekerja dengan baik dan dihormati, sistem pendidikan yang berkualitas sehingga menghasilkan generasi berkualitas, SDM handal dan profesional, sarana dan prasarana umum tertata dan terawat baik, kehidupan yang -relatif- aman dan nyaman. Adakah hal-hal tsb kita rasakan di negeri kita-Indonesia tercinta ini?
Adakah kurikulum pendidikan nasional kita menaruh perhatian pada pembudayaan kebiasaan2 baik seperti membuang sampah pada tempatnya dan budaya antri? Adakah hukum di negeri kita, baik tingkat daerah ataupun nasional yang menuliskan tentang sangsi terhadap pembuang sampah sembarangan? kalau UUnya sudah ada, bagaimana pelaksanaannya di lapangan? Tidak di kota tidak juga di desa, sampah plastik semakin merajalela. Sudah saatnya ada kemauan politik dari pemerintah pusat dan daerah untuk mengatasi masalah sampah di negeri kita ini hingga tuntas.
Sebenarnya ada banyak contoh bagus dari wilayah atau daerah di negara kita yang telah mampu mengolah sampah hingga sampah pun bisa menjadi berkah. Hal hal positif ini sebaiknya diangkat dan dijadikan contoh bagi daerah lain yang belum peduli sampah. Individu individu yang berkontribusi besar dalam mengedukasi lingkungannya juga perlu diangkat dan dijadikan duta anti sampah*jangan artis ye... Bahkan kalau para pejabat kita mau sedikit mikir, maka begitu banyak info yang bisa didapat dari duduk dibelakang meja dan browsing. Beberapa website yang berhubungan dengan pengolahan sampah, diantaranya: : http://pengolahsampahplastik.wordpress.com ; http://tpstbinalestari.blogspot.com ; http://clearwaste.blogspot.com/ bisa menjadi sumber informasi yang baik sekali.\
Begitu kompleks cara mengatasi sampah ini, namun yang utama adalah memulai dari manusianya, dan harus dimulai dari lingkungan rumah dan sekolah. Bila perlu terapkan sangsi bagi mereka yang membuang sampah sembarangan. Semoga ocehan saya ini dibaca para pembuat kebijakan, atau minimal ada yang baca..:)(ada yang baca aja udah seneng banget). So, say no to littering!
0 comments:
Post a Comment